Puisi Penjangkauan (Hati Tuhan)
Pagi menjelang siang
Suasana dingin pengunungan menyapa tubuh
Lutut kami bertelut
Tangan terlipat atau terangkat
Ada suatu suara mengerang
Role modelku
Dengan berlinang air mata
Berteriak kepada Allahnya
"Tuhaaaaaaan.... Tuhaaaaaan... Aah...."
Menyiratkan ketidakmampuannya hidup tanpa Tuhannya
Keputus asaan seorang manusia biasa
Aku merasakan kegelisahannya
Seolah membuat hati
Hancur
Tergugah
Seolah ia meneriakkan apa yang tak bisa aku sampaikan
Semakin dalamnya ku menunduk
Pilu jiwaku mendengar lirihannya
Seolah mulut ini ikut tergesa berteriak juga
"Tuhaaaaan.... Aku berdoaa... aku berdoaa.."
Air mata ini tak tertahan untuk mengalir deras
Lututku mengeras menekan bumi
"Selamatkan mereka, Tuhan.."
Hari-hari berlalu
Langit cerah berganti redup
Kelelahan
Menopang DSLR itu, ku bertolak pinggang
Mendesah kesal
Aku tidak mengerti tugas ini
Sesaat dia datang
Hanya saja, mengundurkan diri begitu lekasnya
Itu terakhir kali aku melihatnya
Keluar dari studio itu dengan menunduk
Seakan murung karena tak mampu
Dari celahan pintu yang rusak, ku lihat punggungnya menjauh
Kuingin memanggilnya, berteriak,
"TUHAN YESUS MENGASIHIMU"
Banyak mahasiswa yang mengetik tugas di lantai satu itu
Sibuk masing masing
Namun seolah menghakimiku
Jika seandainya aku berteriak begitu
"ini pesan yang sangat penting...",
aku mendesah dalam hati
Kembali menutup pintu studio
Kembali ke realita pemotretan botol
".."
itu saja yang akhirnya terucap
Suasana dingin pengunungan menyapa tubuh
Lutut kami bertelut
Tangan terlipat atau terangkat
Ada suatu suara mengerang
Role modelku
Dengan berlinang air mata
Berteriak kepada Allahnya
"Tuhaaaaaaan.... Tuhaaaaaan... Aah...."
Menyiratkan ketidakmampuannya hidup tanpa Tuhannya
Keputus asaan seorang manusia biasa
Aku merasakan kegelisahannya
Seolah membuat hati
Hancur
Tergugah
Seolah ia meneriakkan apa yang tak bisa aku sampaikan
Semakin dalamnya ku menunduk
Pilu jiwaku mendengar lirihannya
Seolah mulut ini ikut tergesa berteriak juga
"Tuhaaaaan.... Aku berdoaa... aku berdoaa.."
Air mata ini tak tertahan untuk mengalir deras
Lututku mengeras menekan bumi
"Selamatkan mereka, Tuhan.."
Hari-hari berlalu
Langit cerah berganti redup
Kelelahan
Menopang DSLR itu, ku bertolak pinggang
Mendesah kesal
Aku tidak mengerti tugas ini
Sesaat dia datang
Hanya saja, mengundurkan diri begitu lekasnya
Itu terakhir kali aku melihatnya
Keluar dari studio itu dengan menunduk
Seakan murung karena tak mampu
Dari celahan pintu yang rusak, ku lihat punggungnya menjauh
Kuingin memanggilnya, berteriak,
"TUHAN YESUS MENGASIHIMU"
Banyak mahasiswa yang mengetik tugas di lantai satu itu
Sibuk masing masing
Namun seolah menghakimiku
Jika seandainya aku berteriak begitu
"ini pesan yang sangat penting...",
aku mendesah dalam hati
Kembali menutup pintu studio
Kembali ke realita pemotretan botol
".."
itu saja yang akhirnya terucap
Komentar
Posting Komentar