Epiphonekun part2

Karena dia suka membawaku jalan-jalan, aku jadi sering merasakan tangan-tangan yang berbeda. Mendengarkan jenis musik yang berbeda, yang timbul dari getaran senar-senarku. Memperhatikan kepribadian dan sikap yang beragam saat orang-orang melihatku. Menjadi saksi bisu atas peristiwa dan kenangan. Bahkan, melihat tawa dan air mata.
           
Dia tak hanya tersenyum dan tertawa saat bersamaku. Kadang juga ia menangis. Aku tidak tahu pasti mengapa, namun bukannya karena ia sangat menyukaiku? Katanya, walaupun ia menangis karena aku, ada masanya juga ia sangat bersyukur memilikiku. Secara tidak langsung, keberadaanku menyelamatkannya. Menimbulkan keinginan untuk memenuhi janjinya pada Tuhan Yesus dan janji itu memberinya semangat.
           
Semangat yang mendorongnya mencari apa yang benar, kebenaran. Di sini, aku akan menceritakan salah satunya. Setengahnya pengalaman, setengahnya kesaksian. Ini tulisanku, tapi, biarlah dia yang bercerita. Toh ini bukan ceritaku...
           
Waktu itu, sekitar 3 tahun yang lalu di bulan November. Hari yang sangat menyenangkan sampai secara tak sadar ambil alih dalam perubahan mindsetku. Sebenarnya sederhana, waktu itu, seseorang mengajakku untuk melakukan Saat Teduh rutin SETIAP HARI selama sebulan. Jujur, sebelumnya aku belum pernah saat teduh pribadi. Baca Alkitab di rumah pun tidak pernah.
           
Ya, karena melihat orangtuaku sih, mereka juga jarang melakukannya dan tak pernah mengajarkanku untuk renungan. Jadi, sejak Sekolah Minggu, selalu dibagi buku renungan tiap bulannya. Buku-buku itu hanya sekilas saja dibaca, dilihat-lihat gambarnya, terus udah. Namun, hari itu, aku coba saja, sebulan saja dulu. Lalu, akhirnya, kalau gak renungan jadi seperti ada yang kurang.
           
Selama pergantian tahun ke 2014 dan menuju ke baptisan, aku melakukan B.G. A. pribadi. B.G.A. adalah Baca Gali Alkitab, kegiatan membaca Alkitab dan menuliskan “apa yang kubaca”, “apa pesan Allah bagiku” dan “apa responku”. Tujuannya untuk lebih memahami Firman Tuhan. Secara metode sih begitu. Namun saat aku SMP itu, belum diajari di sekolah apa itu B.G.A. Jadi aku renungan dan menuliskan “apa yang kudapat”-nya dari keinginanku sendiri.
           
Ya, tentu saja bukan dorongan sendiri saja sih, pasti ada Roh Kudus yang mendorongku. Saat itu, hal yang paling sering kucari dalam Alkitab adalah soal “pelayanan”. Jangan tanya mengapa. Di situlah aku duduk diam di sebuah ruangan, hanya ditemani Alkitab, sebuah buku catatan, alat tulis dan sebuah gitar.

Semangatku mendorongku untuk selalu bertanya, “Mengapa sih, aku sesemangat ini? Karena apa?” Hal itu mendorongku untuk mencari jawabannya di Alkitab. Tentang “Apa itu pelayanan?”, “Apakah pelayananku sudah benar?”, “Pelayanan itu harusnya gimana sih”, “Dasar, Komitmen dan Tujuan Pelayanan”, “Talenta”, “Bagaimana Caranya Jatuh Cinta pada Tuhan?” dan “Pelayanan Sejati”.

Dari judulnya, seperti bab-bab dalam sebuah buku rohani saja. Hahaha,,, sebenarnya, tidak begitu. Hanya beberapa kutipan ayat dan kalimat-kalimat sederhana yang menjelaskannya. Nah, dari sekian banyak tulisanku, aku dicerahkan melalui satu topik yaitu “Pelayanan Sejati”. Tau gak, saat aku begitu semangat dan butuh teladan yang benar, aku lihat orangtuaku.

Aku sudah ceritakan kan, dulu aku sempet gak terlalu deket sama orangtuaku? Ya, setelah dapet ayat dan melihat kalau orangtuaku adalah pelayan yang luar biasa, EVERYTHING CHANGES, MAN.. Caranya Tuhan itu keren bro.. Sejak itu, aku mulai terbuka sama orangtua aku. Aku juga mulai berpikir untuk sering membantu mereka. Aku sadar, Tuhan sudah sangat baik menempatkan mereka sebagai orangtua yang mengasihi aku.

Beginilah kutipan tulisanku­ kala itu:

Suatu hari gue ikut orangtua gue kerja. Selama ini gue gak pernah mikir gimana mereka kerja sampe bisa sekolahin gue sekarang. Ternyata, mereka berkerja setengah mati dengan  banyak pengorbanan. Maka, gak  heran  kalo mereka stress. Gue terharu, bersyukur memiliki mereka, berseyukur masih bisa sekolah. Banyak gadis-gadis seumur gue, kurang beruntung. Walaupun sering gue gak hargai, gue males belajar, gue nyakitin mereka, mereka tetep kerja buat gue. Pengorbanan mereka supaya gue gak berkorban. Maka dari itu, gue bisa bilang, yang orang tua gue lakukan itu pelayanan sejati. Thankyou very much, my parents

Terimakasih untuk cinta.. Terimakasih tuk keluarga yang indah..
Kutemukan kasih Allah dalam Papa Mama..
Setiap hari ku bersyukur pada Tuhan tuk keluarga yang indah
Papa Mama Engkau yang terbaik



~bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu-Lagu dari Album "Ku Istimewa"

Siapakah aku ini, Tuhan?

Lirik Apostles - Melayang Tinggi