Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Epiphonekun part5

Hai ini Epi, sebuah gitar nylon, yang menulis tulisan ini. Ah hari-hari belakangan ini agak membosankan. Aku diletakkan di antara alat musik organ dan sebuah rak berisi..... kertas? Peralatan seni? Entahlah tapi pemilikku sering bolak-balik ke rak ini untuk mengambil lakban, kertas, atau bahkan cat. Nampaknya, ia sangat sibuk dengan kuliahnya hingga membiarkanku berdebu di sudut ruangan ini. Ah terjadi lagi ya? Ya, pemilikku terlihat makin dewasa sih. Dan... agak kelelahan? Menua? Apa itu yang disebut mereka penuaan dini? Hahaha.. Tenang saja, walaupun engkau menua, kayu-kayu dan senarku di sini akan tetap sama. Setia menunggumu, kembali memainkanku. Waah, dia mengambilku!! Dia mengeluarkanku dari tempat sempit dan berdebu ini! Akhirnya... Dia membawaku ke atas kasurnya dan mulai memetik senarku. Lagu dan cerita apa lagi kali ini? Dosen ilustrasi pernah bilang kalau kami, mahasiswa, tuh pasti ga suka lagu dangdut. Aku sih tergantung isi lagunya, genrenya mah apapun suka. Apalagi ...

#sebelummasukdesain

Ceritanya kan dulu sebelum masuk Desain, aku tuh musisi rohani yang otodidak. jadi pemusik otodidak tuh, kadang kadang suka gatau suatu teknik tertentu. #keterbatasanmanusiawi Dulu pernah kan seni musik, gua gak ngerti cara transpose. Tujuannya mau nyambungin dua lagu, lagu pertama kunci G, lagu kedua kunci C. Harusnya kan di transpose saja si lagu keduanya biar sama kunci G. Nah, karena gatau cara transpose, jadi cuma kujembatani kunci G7 dan diketawain temenku yang lebih jago. Susah main musik itu. Tapi lebih susah ngedesain. Intinya mah susah dua duanya. Gak ada yang gampang di dunia ini. Orang bilang kalau mau gampang, ga usah idup. Padahal kata aku, kalau udah mati sama aja susah. Kan dihakimi. Kamu gak bisa kabur kemana-mana. Huahahaha apa sih